Selamat Datang

Selamat datang ....... di WILAYAH COOPERATION LINE ....... “Art Partner” : ....... Komunitas Apresiasi Studi Seni Budaya Sosial & Sastra – Cooperation Line of Art Partner ....... (KASSBSS – CLoAP).

Art Partner

Komunitas Apresiasi Studi Seni Budaya Sosial dan Sasrta
Cooperation line of Art Partner
KASSBSS - CLoAP

SALAM SENI

KASSBSS - Cloap adalah penghubung dari semua Seni, Sastra, Sosial, Budaya, IPTEK dll.
Bagi anda yang ingin berpartisipasi silakan kirimkan tulisan ataupun yang lainnya, biodata beserta photo ke email :

artpartner.kassbss.cloap@gmail.com

ART PARTNER

Jumat, 10 April 2009

Naskah Teater Improv dari ARAska

Skrip

SKETSA KITA REALITA KEBANGKITAN NASIONAL

Naskah adaftasi situasi Indonesia oleh ARAska
Dimainkan oleh adik-adik binaan di SMPN 15 Banjarmasin dan SMPN 4 Banjarbaru


Sinopsis:
Sekian puluh tahun telah berlalu, dari semenjak kemerdekaan, perubahan nasih belum seperti yang diharapkan.

Babak I

Setting : Bangku (ruang keluarga)
Pemain :
Ibu; karakter: sudah sangat tua, pakaian sangat sederhana,
Kakak; karakter: pemalu, rajin, polos dan pantang menyerah, pakaian sangat sederhana
Adik; karakter: agak terbelakang, pakai dot bayi, rajin membantu

Musik latar : orang pinggiran (frangky)

Sinopsis:
Diantara keadaan himpitan ekonomi, diantara orang-orang pinggiran, orang-orang kecil yang berjuang untuk hidupnya, untuk pendidikannya.

Alur:
Ibu keluar dari kamar, dituntun adik, lalu duduk di kursi, sambil menjahit baju. Wajahnya menunjukkan keprihatinan dan beratnya beban hidup yang dihadapinya. Adik bermain di samping ibu.

Kakak datang dari pulang sekolah lalu mengucap salam, adik menyambutnya dengan gembira.
Kakak bersalaman dengan ibu.
Ibu diam sesaat menatap kakak sambil menarik nafas dalam-dalam dengan prihatin, lalu berkata :

Ibu: nak, aku sudah kada kawa lagi mambiayai ikam sakulah, gasan makan haja kita ngalih, haraga-haraga makin balarang, gawian mama bajajahit kaini haja, abah ikam sudah kadada lagi, ading ikam nang kaya ngini pulang.
(batuk-batuk, sambil membelai rambut adik)

Kakak: ma, pian kada usah talalu mamikirakan ulun, ulun bisa haja mancari duit saurang, gasan bayar sakulah. Ayu ma kita kadalam, pian istirahat ja dulu, kaina batukannya batambah, biar ulun nang manuntungakan gawian.
(berdiri menuntun ibu, kekamar)

***

Babak II

Setting : panggung
Pemain :
Kakak; karakter: pemalu, rajin dan pantang menyerah, pakaian sangat sederhana
Adik; karakter: agak terbelakang, pakai dot bayi, rajin membantu
Teman-teman sekolah; karakter: anak orang berada, pakaian rapi dan modis, sok gengsi, ceriwis, suka mengolok-olok, pakai bahasa gaul campur bahasa banjar.
Ibu guru honorer: baik hati, sangat sederhana.

Musik latar : orang pinggiran (frangky)

Sinopsis:
Berharap hari ini memperoleh rejeki untuk biaya sekolah, walau esok masih belum pasti, tetapi ejekanlah yang ditemui. Diejek oleh anak-anak yang terimbas moderenisasi, yang terbiasa dengan kehidupan yang berlebih. Dan guru-guru pengajar yang masih banyak menatap hari yang tidak peduli. Pembangunan masih menyingkirkan mereka dari panggung harapan kehidupan layak.

Alur:
Kakak berkeliling sedang berjualan kue, ditemani adiknya. Lalu bertemu dengan teman-teman sekolah, yang lalu mengejeknya.
Teman 1: ih, siapa tu, rasanya aku pinandu
Teman 2 : ai, amun kada salah itu si aluh, nang bajunya kada suah bagusuk dikalas.
Teman 3 : iya ai, si aluh, jih sakalinya bajualan wadai.
Teman 1: astaga, adingnya, lucunya, nang kaya urang babungulan.

……………………………………improv………………………………………

Kakak malu bertemu dengan teman sekolahnya, berjalan cepat sambil menunduk, sambil menarik tangan adiknya. Setelah melewati adiknya, ia menabrak ibu guru, yang berjalan sambil membaca buku. Teman-teman, yang melihat ada ibu disitu, lalu langsung ngacir.
Kue jualan kakak berantakan, ibu guru menatap heran, kemudian membantu mengumpulkan kue yang berantakan.

Ibu guru : ai, kanapa ikam nak. Mun kada salah ikam si aluh kalu. Umai, bajualan wadai kah ikam.
Kakak: inggih bu, ma’af ulun kada malihat pian, jadi taranjah, ulun bajualan gasan bayar sakula. Mama ulun kada kawa lagi mambiayai ulun, sidin sudah tuha, gagaringan pulang.
Ibu guru : ini adding ikamkah, kasiannya inya.
Kakak: inggih, ini adding ulun, kaini pang inya.
Ibu guru : abah ikam pang mana?
Kakak : abah ulun sudah maninggal.
Ibu guru ; umai, kasiannya ikam, jaka kawa aku mambantu ikam, tapi nang ngaran guru honorer ni gasan saurang gin bibiya mayu. Ayu ja, ibu maantar ikam bulik barang.

Ibu guru berjalan, mengantar kakak dan adik pulang kerumah.

***

Babak III

Setting : panggung, botol-botol minuman, obat-obatan, suntikan
Pemain :
Bos preman; berjaket hitam, kaos hitam, pakai dasi, pakai celana levis bolong-bolong, pakai sandal jepit
Anak buah preman; pakai kaos singlet, celana besar, pakai sandal jepit.
Pelajar SMP ; pakaian sekolah, mudah tergoda.
Pelajar SMU 1: pakaian sekolah, mudah tergoda.
Pelajar SMU 2: pakaian sekolah, mudah tergoda.

Musik latar : preman (ikang fauzi), slak, lagu tobat

Sinopsis:
Zaman memang sudah semakin edan, bagaimana negeri ini bisa maju, kalau generasinya, yang ditahu cuma pesta pora ngedrank. Kalau ditanya alasannya, ga ngedrak ga gaul, bukankah bapak-bapak pejabat kita, kadang-kadang juga kepergok lagi asik seperti itu, itulah kata berita di media massa.
Masuk penjara, itu bukan solusi, dalam penjara mereka malah lebih bebas menikmati barang-barang terlarang. Keluar dari penjara, ya kumat lagi.
Mungkin hanya kematian yang bisa menyadarkan mereka.

Alur:
Bos preman berjalan sempoyongan, bersama anak buahnya, sambil meracau ngomong ngalur ngidul. Lalu duduk, sambil mengeluarkan barang-barang haram yang dibawanya.

Bos preman : kita nongkrong disini aja dah, biar lebih asik.
Anak buah ; ok, bos….

……………………..improv………………………………………………………

Tak lama kemudian lewat, anak SMP yang baru pulang sekolah.

Bos preman : oi, mau kemana lu, di sini aja gabung ama kita, sambil lu cobain barang-barang kita. Mumpung gua kasih gratis.
Anak buah : iya, lu disini aja, mumpung bos lagi baik hati.
Pelajar SMP : tapi bos, aku mesti cepat pulang kerumah, nanti dicari ( dengan wajah agak gugup)
Anak buah : alah, ngapain lo, cepat pulang kerumah, lu kalau ga mau gabung, benjol lo

Anak SMP pun akhirnya ikut ngedrak, begitu pula yang terjadi dengan anak SMU yang baru pulang sekolah.

Dst……………………………………………. Improv ………………………..

***

Babak IV

Setting : panggung , alat-alat demonstrasi
Pemain :
Ketua DLM
Ketua BEM
Ketua Panitia OSPEK
Seksi Hukuman
Mahasiswa-mahasiswa baru

Musik latar : lagu slank

Sinopsis:
Mahasiswa dengan kegiatan Orientasi Pengenalan Kampusnya, berusaha menanamkan disiplin kepada mahasiswa dan mahasiswi baru, agar mereka bisa menjadi orang yang kritis dan berpikiran maju, serta bisa menghadapi perubahan Zaman. Tidak lagi menjadi anak-anak manja yang cuma bisa minta uang sama orang tua mereka sendiri.
Situasi yang diselingi dengan canda, dan terkadang dengan hukuman.

Alur:
Situasi penerimaan mahasiswa baru

Seksi Hukuman : ayo cepat, semua mahasiswa baru, cepat berkumpul.

(semua mahasiswa waru dengan tergesa-gesa datang berkumpul.

Seksi Hukuman : kalian ini, sudah datang terlambat, cengengesan lagi, semuanya sekotjam.

Mahasiswa baru : berapa kali ka?
Seksi Hukuman : berapa kali kamu sanggup?
Mahasiswa baru : satu kali ka!
Seksi Hukuman : bagus, sekarang semuanya, sekotjam, 1x10, kerjakan!

(semua mahasiswa baru sekotjam dengan menggerutu)

Seksi Hukuman : cukup, sekarang baris yang rapi, perhatian seluruhnya, siap grak, setengah lencang kanan grak!

………………………………………………………………………

Seksi Hukuman : ya, sekarang ketua panitia ospek, akan menjelaskan tentang keadaan, dan fakultas-fakultas yang ada di Universitas luar biasa ini. Dengarkan baik-baik.
Ketua Panitia OSPEK : di kampus ini ada banyak fakultas, antara lain: fakultas ekonomi, fakultas administrasi, fakultas kehutanan, fakultas pertanian, fakultas keguruan dan lain-lain. Dan disini juga ada banyak organisasi-organisasi mahasiswa: ada organisasi himpunan mahasiswa jurusan, ada organisasi pecinta alam, ada organisasi Badan eksekutif mahasiswa yang sama dengan presiden dan mentrinya, ada organisasi Dewan legislativ mahasiswa yang sama dengan DPR dan MPR. Serta masih banyak organisasi yang lain.
Mahasiswa baru 1 : ka, saya mau Tanya ?
Ketua Panitia OSPEK : ya, silahkan !
Seksi Hukuman : tunggu ketua, hei kamu kalo Tanya angkat tangannya jangan angkat jidat, lalu sebutkan namanya, dasar tidak tahu diri, skotjam sepuluh kali.
Mahasiswa baru 1 : kena lagi dah aku!
(sekotjam sambil menggerutu)
Seksi Hukuman : sekarang ajukan pertanyaannya, ingat angkat tangan dan sebut namanya!
Mahasiswa baru 1 : saya mau nanya, nama saya diang katinting, saya dari dari SMU jurusan bahasa, menurut kaka, fakultas apa yang sesuai dengan saya ?
Ketua Panitia OSPEK : kalau begitu kamu masuk kefakultas keguruan saja.
Mahasiswa baru 1: saya mau nanya lagi, nama saya diang katinting, kalau sudah lulus difakultas itu, saya jadi apa ka?
Seksi Hukuman : ya jadi guru, bego!

Dst……………………………………………. Improv ………………………..

Ketua Panitia OSPEK : baiklah, sekarang kalian dengarkan penjelasan dari ketua BEM dan DLM!
Ketua BEM : selamat siang adik-adik mahasiswa baru!
Mahasiswa baru : selamat siang ka!
Ketua BEM : kita semua harus prihatin, dengan keadaan negeri ini, BBM makin naik, biaya pendidikan makin mahal, kita harus tunjukkan kepedulian kita kepada situasi ini.
Mahasiswa baru 2: bagaimana caranya ka!
Seksi Hukuman : ini lagi, sudah dibilangin dari tadi, kalau Tanya angkat tangan, lalu sebut nama, skotjam 10x!
Mahasiswa baru 2: maaf ka, lupa!
(sambil sekotjam)
Ketua DLM : caranya, kita harus turun kejalan, demonstrasi!

Dst……………………………………………. Improv ………………………..

***

Babak V

Setting : panggung
Pemain :
Ketua DLM
Ketua BEN
Ketua Panitia OSPEK
Seksi Hukuman
Mahasiswa-mahasiswa baru

Musik latar : lagu slank

Sinopsis:
Kepedulian mahasiswa, untuk mengeritik keadaan, menyuarakan apa saja yang mereka anggap tidak adil, karena pemerintah cuma bisa menetapkan peraturan yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Peraturan yang ditetapkan dalam keadaan perut kenyang, duduk diatas kursi yang empuk didalam ruang ber AC, tidur di hotel mewah, gajih dan tunjangan yang besar, dan kalau ada kesempatan korupsi pun dijalankan.
Bagaimana bisa dikatakan adil untuk rakyat kecil yang untuk makan satu hari saja, mereka belum pasti.
Keadaan sendiri jelas terlihat, busung lapar, anak-anak yang tidak mampu sekolah, pengangguran, hukum yang masih berpihak. Ditambah dengan biaya hidup yang semakin tinggi, maka jadilah yang kaya makin mewah, yang miskin makin sekarat.
Kepedulian mahasiswa, mereka turun kejalan, walau mungkin kematian menghadang.

Alur:
Demonstrasi berkeliling

Dst……………………………………………. Improv ………………………..

TAMAT

Tidak ada komentar: