Sajak-sajak Pedulian Lingkungan Hidup Penyair Kalimantan Selatan
KONSER KECEMASAN
Daftar Penyair dan Judul Puisi
01. A.Rahman Al Hakim (ARAska)
- Musim Alam Terzholim Tangisan Waktu
- Prasasti Kehancuran Alam
- Tubuh Alam Tercabik
02. Abdurrahman El Husaini
- Negeri Asap dan Kini Aku adalah Lelakimu
- Menunggu Hujan Tumpah dalam Puisiku
03. Adjim Arijadi
- Kayu-kayuku Hutan-hutanku
- Arus Barito
- Balada Arutmin di Yaumil Akhir
04. Ahmad fitriadi F
- Lelaki
05. Ajamuddin Tifani
- Requiem Meratus
- Madah Meratus
- Nyanyian Hutan
06. Ali Syamsudin Arsi
- Sebamban – Batulicin
- Di Mata Kita Ada Asap
- Dendam Hutan
- Sebab Aku Bukan Orang Bukit
07. Andi Jamaluddin AR. AK
- Bagaimana Aku Bisa Membaca
08. Antung Kusairi
- Kenapa Banjir Melanda
09. Aria Patrajaya
- Hutan Kemarau.
10. Arsyad Indradi
- Etam Sayang Gunung
- Dundang Duka Seribu Burung
- Tafakur Memandang Waduk Riam Kanan.
11. Bakhtiar Sanderta
- Meratus, Warisan yang Tersisa
- Mantera Terakhir
12. Burhanuddin Soebely
- Konser Kecemasan
- Megatruh.
13. Dwi Putri Ananda
- Bumi Menggerutu.
14. D. Zauhidhie
- Hutan
- Orang Gunung
15. East Star from Asia
- Sajak Orang Pedalaman
16. Eddy Wahyuddin SP
- Diorama Bukit Malaris
.
17. Eko Suryadi WS
- Meratus Berduka
- Pesta Sebuah Jalan Bebas Waktu Sepanjang 46 Kilometer
- Dendam Sungai
- Stasiun Waktu Kilometer Lima puluh lima
18. Eza Thabry Husano
- Turai Hunjuran Meratus
- Siklus
- Meratus Rumah Kita
19. Fitryani
- Sajak di Atas Rakit
20. H. Muhammad
- Sebatung Menangis
21. Hajriansyah
- Gunung-gunung Pergi Jauh
- Pekerjaan Memindah Gunung
22. Hamami Adaby
- Bumi Semakin Panas
- Aku Menulis
23. Hardiansyah Asmail
- Malam Malaris
- Meratus Berduka
- Ritus Meratus
- Cerita dari Hulu Sungai
24. Harie Insani Putra
- Kemusnahan Peradaban Bukit
25. Hijaz Yamani
- Dalam Pesawat
- Riwayat 1
26. Ibramsyah Amandit
- Jembatan Asap
- Meratus Bertutur
27. Imraatul Zannah
- Perawanku Telah Pergi
- Oh, Pedih Nian ...
28. Isuur Loeweng S
- Ke mana Harus Kami Tanam
- Ibu, Sebenarnya Hutan Ini Milik Siapa?
29. Jamal T. Suryanata
- Surat dari Kota
- Menangisi Airmatamu
30. Lisa Yuliani
- Meratus
31. Maman S. Tawie
- Di Lembah Meratus
- Dari Balunan ke Lembah Mantar
32. Micky Hidayat
- Hutan di Mataku
- Reportase dari Kaki Pegunungan Meratus
- Kalimantan Selatan 2030 Kemudian
33. M. Nahdiansyah Abdi
- Tinggal Bersama Maniak
- Tongkang Emas Hitam
34. M. Rifani Djamhari
- Jurnal Kecil tentang Perjalanan di Hutan Meratus
35. M.S. Sailillah
- Hutan Surgawi yang Luka
- Wajah Telanjang
36. M. Syarkawi Mar’ie
- Hutan
37. Mudjahidin S
- Hanya Cermin
38. Muhammad Radi
- Sajak tentang Sungai
39. Nailiya Nikmah
- Pada Sebuah Forum
- Rindu Peri
40. Noor Aini Cahya Khairani
- Vignet Kalimantan
- Sektor di Luar Statistik
41. Rahmatiah
- Air mata yang Hilang
- Pagi yang Menangis.
42. Rahmiyati
- Apa yang Masih Tersisa dari Rindu yang Lelah?
- Kepada Hijau yang Menangis
43. Roeck Syamsuri Saberi
- Nyanyian Hutan Larangan
- Raja gundul
44. Roestam Effendi Karel
- Siapakah Lagi yang Peduli
45. Sahdi Anak Amid
- Hutan Bertutur
46. Sainul Hermawan
- Saat Hujan Bertemu Pasang
- Rumahku Rawaku
47. Sandi Firly
- Sajak Sebatang Pohon Karet
- Yang Bertahan dan Melawan
48. Shah Kalana Al-Haji
- Risau Rimba Sunyi
49. Syafiqotul Macmudah
- Nyanyian Bisu sang Bumi
- Sebungkus Cerita untuk Bumiku dan Bumimu
50. S. Surya
- Sajak Burung-burung Negeriku
52. Taufiq Ht
- Selepas dari Hutan
52. Yuniar M. Ary
- Balada Banjarbaru
- Mega Putih
- Waduk Riam Kanan
53. Y.S. Agus Suseno
- Suara Tanah Air dan Udara
- Kuala
- Air Mata Rimba
Selamat Datang
Art Partner
Jumat, 23 April 2010
Info : ANTOLOGI PUISI LINGKUNGAN KALSEL – Latar Belakang
Kepedulian Sastrawan/i Kalimantan Selatan Terhadap Lingkungan
Ketika SASTRA Berbicara Tentang BINATANG HUTAN SUNGAI & LAUTAN
Lalu PERKEBUNAN PERTANIAN PETERNAKAN & PERIKANAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan adalah persoalan semua orang sehingga beragam aksi dilakukan sebagai tanda kepedulian. Baik itu oleh individu pribadi maupun secara kelompok (organisasi). Salah satu media aksi kepedulian adalah melalui sastra dalam hal ini adalah puisi atau sajak. Sifat puisi yang universal, tidak pernah terlindas oleh waktu, masa lalu ataupun masa yang akan datang, dan bisa diterima oleh berbagai ragam pihak (golongan). Namun sangat disayangkan puisi-puisi tentang kepedulian lingkungan itu tercerai berai dalam berbagai macam media cetak, atau tercampur aduk dalam suatu buku atau antologi puisi yang tidak fokos pada satu permasalahan. Alangkah bagusnya apabila keduanya menjadi satu dalam suatu wadah. Untuk itulah perlunya mengumpulkan puisi-puisi tentang lingkungan, kemudian membukukannya, yang semuanya tidak bisa terlaksana tanpa dukungan semua pihak baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat. Suara-suara itu akan menjadi abadi bahkan bisa menjadi bahan pengajaran sastra ataupun koleksi pada sekolah-sekolah tingkat paling dasar sekalipun, yang secara tidak langsung akan mengajarkan kepedulian lingkungan pada diri generasi muda yang masih hijau tersebut.
B. Tujuan
1. Mengumpulkan satu antologi puisi (sajak) lingkungan sastrawan/i kalsel
2. Tanda kepedulian sastrawan/i kalsel terhadap lingkungan
3. Bahan pengajaran sastra bagi pelajar, mahasiswa, dan umum
4. Menumbuhkan kepedulian pelajar pada permasalahan lingkungan
5. Menumbuhkan minat pelajar dalam masalah sastra
C. Hasil dari pembuatan antologi lingkungan
1. Akan dibagikan kepada sastrawan/i yang puisi(sajak)nya termuat dalam antologi ini.
2. Akan dibagikan kepada donator/ sponsor yang membiayai/ memberikan bantuan.
3. Akan dibagikan untuk perpustakaan atau sekolah
Judul Antologi Puisi Lingkungan
KONSER KECEMASAN
Jumlah Penyair Dalam Antologi Puisi Lingkungan 53 penyair dengan 98 judul puisi
Ketika SASTRA Berbicara Tentang BINATANG HUTAN SUNGAI & LAUTAN
Lalu PERKEBUNAN PERTANIAN PETERNAKAN & PERIKANAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan adalah persoalan semua orang sehingga beragam aksi dilakukan sebagai tanda kepedulian. Baik itu oleh individu pribadi maupun secara kelompok (organisasi). Salah satu media aksi kepedulian adalah melalui sastra dalam hal ini adalah puisi atau sajak. Sifat puisi yang universal, tidak pernah terlindas oleh waktu, masa lalu ataupun masa yang akan datang, dan bisa diterima oleh berbagai ragam pihak (golongan). Namun sangat disayangkan puisi-puisi tentang kepedulian lingkungan itu tercerai berai dalam berbagai macam media cetak, atau tercampur aduk dalam suatu buku atau antologi puisi yang tidak fokos pada satu permasalahan. Alangkah bagusnya apabila keduanya menjadi satu dalam suatu wadah. Untuk itulah perlunya mengumpulkan puisi-puisi tentang lingkungan, kemudian membukukannya, yang semuanya tidak bisa terlaksana tanpa dukungan semua pihak baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat. Suara-suara itu akan menjadi abadi bahkan bisa menjadi bahan pengajaran sastra ataupun koleksi pada sekolah-sekolah tingkat paling dasar sekalipun, yang secara tidak langsung akan mengajarkan kepedulian lingkungan pada diri generasi muda yang masih hijau tersebut.
B. Tujuan
1. Mengumpulkan satu antologi puisi (sajak) lingkungan sastrawan/i kalsel
2. Tanda kepedulian sastrawan/i kalsel terhadap lingkungan
3. Bahan pengajaran sastra bagi pelajar, mahasiswa, dan umum
4. Menumbuhkan kepedulian pelajar pada permasalahan lingkungan
5. Menumbuhkan minat pelajar dalam masalah sastra
C. Hasil dari pembuatan antologi lingkungan
1. Akan dibagikan kepada sastrawan/i yang puisi(sajak)nya termuat dalam antologi ini.
2. Akan dibagikan kepada donator/ sponsor yang membiayai/ memberikan bantuan.
3. Akan dibagikan untuk perpustakaan atau sekolah
Judul Antologi Puisi Lingkungan
KONSER KECEMASAN
Jumlah Penyair Dalam Antologi Puisi Lingkungan 53 penyair dengan 98 judul puisi
Label:
Info Buku Sastra
Info : Acara Peringatan Hari Bumi, 22 April 2010 – Jadwal Acara Sore dan Malam
Panitia Bersama : WALHI Kalsel, Dema Unlam, Mapala-mapala Unlam, Kompas Borneo, KeloS SeBSoS, Art Partner.
Parade Seni, pukul 15.00 – 18.00 wita, di Depan Dema Unlam. Hujan turun dengan deras, sehingga acara di tunda hingga malam.
Parade Seni dan Launching Buku Antologi Puisi Lingkungan , pukul 20.00 – 22.00 wita, di Depan Dema Unlam Bjm.
Undangan yang hadir :
Semua Tokoh dan Pejabat telah di undang untuk hadir dalam acara Launching.
Paginya Protokol Gubernur menelpon, menanyakan mengenai acara untuk Launching Antologi Puisi lingkungan.
Tapi pada malam acaranya, tak tampak batang hidung Gubernur Kalsel, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Prov.Kalsel), Walikota Banjarmasin, ataupun pejabat dan instansi terkait, entah dari Dinas Kehutanan Prov.Kalsel, Dinas Pertambangan & Energi, Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov.Kalsel, Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov.Kalsel, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov.Kalsel, Balai Bahasa Banjarmasin, Ketua Harian Dewan Kesenian Provinsi Kalsel. Serta Anggota-anggota Dewan yang terhormat di kursi empuk di Gedung Rakyat ( Komisi yang menangani masalah Pertambangan, lingkungan, pendidikan dan seni budaya)
Hal ini malah semakin memperkuat istilah yang sering dikatakan para sastrawan, bila berbicara mengenai pejabat dan orang-orang pemerintahan.
“MEREKA ITU ALERGI DENGAN ACARA YANG DIHADIRI PARA SASTRAWAN”
Andai daerah ini mempunyai, pejabatnya yang mencintai Sastra, tentu para sastrawan akan sujud syukur.
Seperti Walikota Tanjung Pinang, Dra.Hj.Suryati A.Manan
Undangan yang datang ;
Dari para sastrawan : Adjim Ariadi & istri (Bjm), Micky Hidayat (Bjm), Agus Suseno (Bjm), A.Rahman Al Hakim (Bjm), Hajriansyah (Ketua KSI Bjm), Sainul Hermawan Dosen-Kritikus Sastra Bjm), Arsyad Indradi (Bjb), Ali Syamsudin Arsi (Bjb), Burhanuddin Soebaly (Kandangan), Eko Suryadi WS (Kotabaru).
Beberapa penyair muda banjarmasin,
Juga hadir Sastrawan Jakarta - Tariganu dan pelukis senior Kalsel – Nanang M.Yus dan Aswin Nor.
Tidak ketinggalan kurang lebih sekitar 70 orang dari Aktivis Walhi, LSM-LSM lingkungan, Bem Unlam, Mapala-mapala Unlam, Kelompok-kelompok Teater Mahasiswa/i, Anggota KSI Bjm, anggota Artpartner, dan anggota KeloS SeBSoS.
Karena jumlah buku antologi puisi lingkungan yang diterima pada sorenya cuma 30 eksemplar, maka pembagian buku lebih diutamakan lebih dulu kepada para tokoh yang datang.
30 eksemplar antologi puisi lingkungan yang diterima ini dikirim melalui pesawat, sedang sisanya 470 eksemplar, masih berada dilautan, dikirimkan melalui kapal laut.
Semua yang hadir malam ini yang tidak kebagian buku antologi puisi lingkungan, serta para wartawan/i yang memberitakan rangkaian launching ini, juga akan mendapat buku antologi puisi lingkungan, setelah pengiriman lewat laut datang.
Undangan yang hadir
Parade Seni & Pembacaan Puisi dari para tokoh Sastrawan
Parade Seni, pukul 15.00 – 18.00 wita, di Depan Dema Unlam. Hujan turun dengan deras, sehingga acara di tunda hingga malam.
Parade Seni dan Launching Buku Antologi Puisi Lingkungan , pukul 20.00 – 22.00 wita, di Depan Dema Unlam Bjm.
Undangan yang hadir :
Semua Tokoh dan Pejabat telah di undang untuk hadir dalam acara Launching.
Paginya Protokol Gubernur menelpon, menanyakan mengenai acara untuk Launching Antologi Puisi lingkungan.
Tapi pada malam acaranya, tak tampak batang hidung Gubernur Kalsel, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Prov.Kalsel), Walikota Banjarmasin, ataupun pejabat dan instansi terkait, entah dari Dinas Kehutanan Prov.Kalsel, Dinas Pertambangan & Energi, Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov.Kalsel, Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov.Kalsel, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov.Kalsel, Balai Bahasa Banjarmasin, Ketua Harian Dewan Kesenian Provinsi Kalsel. Serta Anggota-anggota Dewan yang terhormat di kursi empuk di Gedung Rakyat ( Komisi yang menangani masalah Pertambangan, lingkungan, pendidikan dan seni budaya)
Hal ini malah semakin memperkuat istilah yang sering dikatakan para sastrawan, bila berbicara mengenai pejabat dan orang-orang pemerintahan.
“MEREKA ITU ALERGI DENGAN ACARA YANG DIHADIRI PARA SASTRAWAN”
Andai daerah ini mempunyai, pejabatnya yang mencintai Sastra, tentu para sastrawan akan sujud syukur.
Seperti Walikota Tanjung Pinang, Dra.Hj.Suryati A.Manan
Undangan yang datang ;
Dari para sastrawan : Adjim Ariadi & istri (Bjm), Micky Hidayat (Bjm), Agus Suseno (Bjm), A.Rahman Al Hakim (Bjm), Hajriansyah (Ketua KSI Bjm), Sainul Hermawan Dosen-Kritikus Sastra Bjm), Arsyad Indradi (Bjb), Ali Syamsudin Arsi (Bjb), Burhanuddin Soebaly (Kandangan), Eko Suryadi WS (Kotabaru).
Beberapa penyair muda banjarmasin,
Juga hadir Sastrawan Jakarta - Tariganu dan pelukis senior Kalsel – Nanang M.Yus dan Aswin Nor.
Tidak ketinggalan kurang lebih sekitar 70 orang dari Aktivis Walhi, LSM-LSM lingkungan, Bem Unlam, Mapala-mapala Unlam, Kelompok-kelompok Teater Mahasiswa/i, Anggota KSI Bjm, anggota Artpartner, dan anggota KeloS SeBSoS.
Karena jumlah buku antologi puisi lingkungan yang diterima pada sorenya cuma 30 eksemplar, maka pembagian buku lebih diutamakan lebih dulu kepada para tokoh yang datang.
30 eksemplar antologi puisi lingkungan yang diterima ini dikirim melalui pesawat, sedang sisanya 470 eksemplar, masih berada dilautan, dikirimkan melalui kapal laut.
Semua yang hadir malam ini yang tidak kebagian buku antologi puisi lingkungan, serta para wartawan/i yang memberitakan rangkaian launching ini, juga akan mendapat buku antologi puisi lingkungan, setelah pengiriman lewat laut datang.
Undangan yang hadir
Parade Seni & Pembacaan Puisi dari para tokoh Sastrawan
Label:
Info Kegiatan Sastra
Info : Acara Peringatan Hari Bumi, 22 April 2010 – Jadwal Acara Pagi
Info : Acara Peringatan Hari Bumi, 22 April 2010 – Jadwal Acara Pagi
Panitia Bersama : WALHI Kalsel, Dema Unlam, Mapala-mapala Unlam, Kompas Borneo, KeloS SeBSoS, Art Partner.
Karnaval Lingkungan, pukul 09.00 – 13.00 wita, di Ikuti oleh Pelajar Mahasiswa, LSM dan Seniman
Rute Perjalanan : Star dari depan Unlam, terus ke Gubernuran Kalsel, DPRD Prov.Kalsel, Bundaran Depan Kantor Pos Besar.
Aksi dibundaran
Aksi Depan Gedung DPRD Prov.Kalsel
Aksi Depan Gedung DPRD Prov.Kalsel – Baca Puisi Lingkungan
Panitia Bersama : WALHI Kalsel, Dema Unlam, Mapala-mapala Unlam, Kompas Borneo, KeloS SeBSoS, Art Partner.
Karnaval Lingkungan, pukul 09.00 – 13.00 wita, di Ikuti oleh Pelajar Mahasiswa, LSM dan Seniman
Rute Perjalanan : Star dari depan Unlam, terus ke Gubernuran Kalsel, DPRD Prov.Kalsel, Bundaran Depan Kantor Pos Besar.
Aksi dibundaran
Aksi Depan Gedung DPRD Prov.Kalsel
Aksi Depan Gedung DPRD Prov.Kalsel – Baca Puisi Lingkungan
Label:
Info Kegiatan Sastra
Info : Acara Peringatan Hari Bumi, 22 April 2010 - Pertemuan Pembahasan Acara
Panitia Bersama : WALHI Kalsel, Dema Unlam, Mapala-mapala Unlam, Kompas Borneo, KeloS SeBSoS, Art Partner.
Pertemuan 1 Pembahasan Acara , di Ruangan Kompas Borneo :
Pertemuan 2 Pembahasan Acara , di Ruangan Dema Unlam, tgl 20 April 2010, malam Rabu :
Pertemuan 1 Pembahasan Acara , di Ruangan Kompas Borneo :
Pertemuan 2 Pembahasan Acara , di Ruangan Dema Unlam, tgl 20 April 2010, malam Rabu :
Label:
Info Kegiatan Sastra
Selasa, 13 April 2010
HAK INTELEKTUAL DALAM SUATU KARYA, bagian 2
Bercermin dari suatu pengalaman yang terjadi di daerah Kalsel.
Seorang tokoh penyair Kalsel mengumpulkan karya penyair Kalsel lainnya dalam suatu antologi puisi, apa yang dilakukan beliau dalam proses pengumpulan tersebut; Tentu saja beliau menjelaskan tujuan dari pengumpulan puisi tersebut kepada penyair yang diminta untuk menyumbangkan puisinya. Menjelaskan bahwa antologi puisi ini bukan untuk tujuan komersil, tapi untuk kegiatan sosial, dan buku antologi tersebut akan dibagikan untuk sekolah dan perpustakaan-perpustakaan, demi untuk menggairahkan generasi muda terhadap puisi. Dan hal yang paling utama beliau jelaskan bahwa penyair yang puisinya dimuat dalam buku tersebut juga mendapatkan hak dari bukunya, yaitu buku antologi puisi ini bila sudah dicetak juga akan diberikan/ dikirimkan kepada penyair tersebut sebagai arsip pribadi.
Dalam proses penggalangan dana untuk biaya cetak, sudah tentu dari siapa-siapa saja donator yang membantu akan diberikan laporannya kepada penyair yang puisinya dimuat dalam buku, beserta rincian dananya.
Pada saat proses akan naik cetak, sekali lagi beliau menghubungi para penyair yang puisinya telah terkumpul, dan beliau kembali menjelaskan aturan yang diberlakukan, kemudian kembali menanyakan apakah penyair tersebut bersedia (ini beliau lalukan melalui sms maupun telepon langsung kepada lebih dari 50 penyair, bukan cuma melalui surat menyurat, serta ini semua dilakukan ditengah kesibukan beliau yang padat). Hingga akhirnya ada beberapa penyair yang tidak bisa dihubungi, maka beliau terpaksa membatalkan puisi dari penyair itu untuk dimasukkan dalam buku antologi. Ini semua dilakukan untuk menjaga adanya hal-hal yang tidak diinginkan suatu saat nanti bila terjadi komplain dan sebagai penghormatan terhadap hak intelektual suatu karya.
Inilah suatu kepribadian dan sikap yang pantas diteladani dalam menghormati hak orang lain, terutama sesame penyair/ sastrawan.
Aturan yang jelas, dan administrasi yang jelas wajib diberikan/ dijelaskan jauh-jauh hari sebelum proses itu terjadi, agar semuanya menjadi terang benderang, bukan pada saat semuanya telah terjadi.
Semua proses yang menyulitkan ini dilakukan karena sudah sering terjadi didaerah Kalsel, seseorang yang mengumpulakan suatu puisi untuk dimuat dalam antologi, tapi tidak meminta ijin dari yang punya puisi, atau meminta ijin juga tapi tidak memberikan aturan yang jelas, misalnya; mengatakan bahwa tujuannya adalah sosial, namun pada kenyataannya puisi tersebut malah diperjualkan ditempat umum, dan lebih parah lagi sang penyair yang mempunyai puisi dalam buku tersebut tidak mendapatkan hak arsip pribadi dari buku tersebut.
Dalam sekala lebih luas (Nasional), seorang temanku bercerita, ia melihat pengumuman pada suatu milis, bahwa telah dicetak suatu antologi puisi dengan daftar penyairnya. Kawanku tadi menghubungi salah satu penyair nasional dari Bali tersebut (yang dikenalnya) yang puisinya ada di dalam antologi itu, untuk mengucapkan “selamat” (melalui sms). Tapi apa balasan sms/ jawaban dari sang penyair: “aku tidak tahu akan hal itu dan tidak pernah dikonfirmasi, dimana kamu melihat pengumumannya”.
Ini adalah hak cipta intelektual yang telah dilanggar, semulia apapun tujuannya.
Maka aturan yang jelas dan admin yang jelas adalah hal yang wajib.
HAK INTELEKTUAL DALAM SUATU KARYA, bagian 1
Beberapa waktu yang lalu, aku ada kontak komunikasi melalui media internet, dengan beberapa orang yang membentuk suatu kelompok yang membuat suatu program buku-buku solidaritas kemanusiaan/ sosial lintas negara, buku-buku itu dijual lalu keuntungannya digunakan untuk membantu kemanusiaan. Suatu tujuan yang mulia, tentu saja aku mendukung hal ini, dan siap bekerja sama. Tetapi, untuk kelanjutan yang lebih baik, aku mendiskusikan dengan beberapa kawan penyair tentang hal ini, melihat dan meninjau dari beberapa pengalaman yang terjadi, ketika suatu karya dieksploitasi walau dengan tujuan kemanusiaan oleh suatu kelompok ataupun individu, apakah hak dari penulis/ penyair itu dipedulikan. Maka untuk lebih jelas tentang hak tersebut, kembali kutanyakan pada mereka yang membuat buku-buku kemanusiaan tersebut tentang hak intelektual dari penulis/ penyair yang karya mereka ada dalam buku tersebut, paling tidak hak mereka dihormati dengan mengirimkan buku tersebut kepada penulis/ penyair yang karya mereka ada dalam buku tersebut, sebagai arsip pribadi, dan mereka tidak menjawab, hingga sekarang.
Melihat kenyataan ini, seorang rekan penyair berkomentar; “Seniman dan karya mereka memang selalu menjadi objek eksploitasi dan diperkosa hak intelektual mereka, walau dengan alasan kemanusiaan, penyair memang berjiwa sosial, mereka rela menyumbangkan karya mereka tetapi janganlah hak mereka juga disosialkan.”
Suatu kesimpulan yang didapat; Tidak adanya aturan yang jelas terhadap hak intelektual suatu karya, bagi penulis/ penyair yang ada dalam program tersebut.
Seorang tokoh penyair Kalsel mengumpulkan karya penyair Kalsel lainnya dalam suatu antologi puisi, apa yang dilakukan beliau dalam proses pengumpulan tersebut; Tentu saja beliau menjelaskan tujuan dari pengumpulan puisi tersebut kepada penyair yang diminta untuk menyumbangkan puisinya. Menjelaskan bahwa antologi puisi ini bukan untuk tujuan komersil, tapi untuk kegiatan sosial, dan buku antologi tersebut akan dibagikan untuk sekolah dan perpustakaan-perpustakaan, demi untuk menggairahkan generasi muda terhadap puisi. Dan hal yang paling utama beliau jelaskan bahwa penyair yang puisinya dimuat dalam buku tersebut juga mendapatkan hak dari bukunya, yaitu buku antologi puisi ini bila sudah dicetak juga akan diberikan/ dikirimkan kepada penyair tersebut sebagai arsip pribadi.
Dalam proses penggalangan dana untuk biaya cetak, sudah tentu dari siapa-siapa saja donator yang membantu akan diberikan laporannya kepada penyair yang puisinya dimuat dalam buku, beserta rincian dananya.
Pada saat proses akan naik cetak, sekali lagi beliau menghubungi para penyair yang puisinya telah terkumpul, dan beliau kembali menjelaskan aturan yang diberlakukan, kemudian kembali menanyakan apakah penyair tersebut bersedia (ini beliau lalukan melalui sms maupun telepon langsung kepada lebih dari 50 penyair, bukan cuma melalui surat menyurat, serta ini semua dilakukan ditengah kesibukan beliau yang padat). Hingga akhirnya ada beberapa penyair yang tidak bisa dihubungi, maka beliau terpaksa membatalkan puisi dari penyair itu untuk dimasukkan dalam buku antologi. Ini semua dilakukan untuk menjaga adanya hal-hal yang tidak diinginkan suatu saat nanti bila terjadi komplain dan sebagai penghormatan terhadap hak intelektual suatu karya.
Inilah suatu kepribadian dan sikap yang pantas diteladani dalam menghormati hak orang lain, terutama sesame penyair/ sastrawan.
Aturan yang jelas, dan administrasi yang jelas wajib diberikan/ dijelaskan jauh-jauh hari sebelum proses itu terjadi, agar semuanya menjadi terang benderang, bukan pada saat semuanya telah terjadi.
Semua proses yang menyulitkan ini dilakukan karena sudah sering terjadi didaerah Kalsel, seseorang yang mengumpulakan suatu puisi untuk dimuat dalam antologi, tapi tidak meminta ijin dari yang punya puisi, atau meminta ijin juga tapi tidak memberikan aturan yang jelas, misalnya; mengatakan bahwa tujuannya adalah sosial, namun pada kenyataannya puisi tersebut malah diperjualkan ditempat umum, dan lebih parah lagi sang penyair yang mempunyai puisi dalam buku tersebut tidak mendapatkan hak arsip pribadi dari buku tersebut.
Dalam sekala lebih luas (Nasional), seorang temanku bercerita, ia melihat pengumuman pada suatu milis, bahwa telah dicetak suatu antologi puisi dengan daftar penyairnya. Kawanku tadi menghubungi salah satu penyair nasional dari Bali tersebut (yang dikenalnya) yang puisinya ada di dalam antologi itu, untuk mengucapkan “selamat” (melalui sms). Tapi apa balasan sms/ jawaban dari sang penyair: “aku tidak tahu akan hal itu dan tidak pernah dikonfirmasi, dimana kamu melihat pengumumannya”.
Ini adalah hak cipta intelektual yang telah dilanggar, semulia apapun tujuannya.
Maka aturan yang jelas dan admin yang jelas adalah hal yang wajib.
HAK INTELEKTUAL DALAM SUATU KARYA, bagian 1
Beberapa waktu yang lalu, aku ada kontak komunikasi melalui media internet, dengan beberapa orang yang membentuk suatu kelompok yang membuat suatu program buku-buku solidaritas kemanusiaan/ sosial lintas negara, buku-buku itu dijual lalu keuntungannya digunakan untuk membantu kemanusiaan. Suatu tujuan yang mulia, tentu saja aku mendukung hal ini, dan siap bekerja sama. Tetapi, untuk kelanjutan yang lebih baik, aku mendiskusikan dengan beberapa kawan penyair tentang hal ini, melihat dan meninjau dari beberapa pengalaman yang terjadi, ketika suatu karya dieksploitasi walau dengan tujuan kemanusiaan oleh suatu kelompok ataupun individu, apakah hak dari penulis/ penyair itu dipedulikan. Maka untuk lebih jelas tentang hak tersebut, kembali kutanyakan pada mereka yang membuat buku-buku kemanusiaan tersebut tentang hak intelektual dari penulis/ penyair yang karya mereka ada dalam buku tersebut, paling tidak hak mereka dihormati dengan mengirimkan buku tersebut kepada penulis/ penyair yang karya mereka ada dalam buku tersebut, sebagai arsip pribadi, dan mereka tidak menjawab, hingga sekarang.
Melihat kenyataan ini, seorang rekan penyair berkomentar; “Seniman dan karya mereka memang selalu menjadi objek eksploitasi dan diperkosa hak intelektual mereka, walau dengan alasan kemanusiaan, penyair memang berjiwa sosial, mereka rela menyumbangkan karya mereka tetapi janganlah hak mereka juga disosialkan.”
Suatu kesimpulan yang didapat; Tidak adanya aturan yang jelas terhadap hak intelektual suatu karya, bagi penulis/ penyair yang ada dalam program tersebut.
Minggu, 11 April 2010
TERBENTUKNYA KeloS SeBSoS
KOMUNITAS APRESIASI STUDI SENI BUDAYA SOSIAL & SASTRA
Cooperation Line of Art Partner
(KASSBSS – CloAP)http://www.blogger.com/img/blank.gif
Art Partner
Adalah sebuah komunitas penghubung dan kumpulan dari beragam kelompok organisasi ataupun ilmu pengetahuan, juga tempat berbagi pengalaman dan pengetahuan antar beragam individu.
Aktivitas utama Art Partner adalah membina generasi muda dalam beragam pengetahuan dan khususnya dalam seni budaya sastra.
Art Partner juga berpungsi sebagai Konsultan Organisasi, Mentor/ Pembina/ Penasehat dan sebagai EO
Sudah cukup banyak sanggar yang menjadi binaan dari Art Partner, baik itu disekolah-sekolah maupun kelompok umum.
Dan satu lagi Kelompok yang baru saja terbentuk, berawal dari keinginan beberapa mahasiswa/i yang menyukai seni, walau mereka bukan sebagai pelaku atau belum menjadi pelaku. Mereka berkumpul, kemudian membentuk :
KELOMPOK STUDI SENI BUDAYA SOSIAL SASTRA
Yang disingkat menjadi KeloS SeBSoS
KeloS SeBSoS dalam kamus bahasa Indonesia, artinya adalah:
Kelos; yaitu gulungan benang
Seb; asal kata sebu; yaitu penuh
Sos; asal kata sosi; yaitu anak kunci
Yang apabila disatukan, ma’nanya menjadi :
Sebuah gulungan benang (perjalanan kehidupan) yang penuh dengan anak kunci (sebagai pembuka) dari ilmu pengetahuan dan seni.
KeloS SeBSoS dibentuk di Taman Budaya Banjarmasin, Pada Tanggal 11 April 2010, Minggu Siang pukul 10 Wita. oleh enam orang mahasiswa/i yaitu : Muhammad Alvin Syahdana, Reza Sri Andi Apriyano, Fauzan Rahman, : Lailatussaidah, Dian Rahmawati dan Zahratun Nisa
Dengan struktur organisasi sementara :
Ketua : Muhammad Alvin Syahdana
Sekretaris : Dian Rahmawati
Bendahara : Lailatussaidah
Koordinator :
- Sastra : Zahratun Nisa
- Musik : Reza Sri Andi Apriyano
- Informasi Teknologi : Fauzan Rahman
- Fotografi :
- Budaya :
- Lukis/ gambar :
- Kriya :
- Tari :
- Teater
- Beladiri :
Aktivitas yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini :
1.Pentas seni untuk memperingati Hari Bumi
2.Pembuatan Pembuatan Film Dokumenter tentang Sastra dan Lingkungan
3.Pembuatan antologi puisi Pelajar Mahasiswa dan Guru-guru se Kalimantan Selatan, yang bertemakan Lingkungan, Pendidikan, Hukum, Sosial dan Daerah
Cooperation Line of Art Partner
(KASSBSS – CloAP)http://www.blogger.com/img/blank.gif
Art Partner
Adalah sebuah komunitas penghubung dan kumpulan dari beragam kelompok organisasi ataupun ilmu pengetahuan, juga tempat berbagi pengalaman dan pengetahuan antar beragam individu.
Aktivitas utama Art Partner adalah membina generasi muda dalam beragam pengetahuan dan khususnya dalam seni budaya sastra.
Art Partner juga berpungsi sebagai Konsultan Organisasi, Mentor/ Pembina/ Penasehat dan sebagai EO
Sudah cukup banyak sanggar yang menjadi binaan dari Art Partner, baik itu disekolah-sekolah maupun kelompok umum.
Dan satu lagi Kelompok yang baru saja terbentuk, berawal dari keinginan beberapa mahasiswa/i yang menyukai seni, walau mereka bukan sebagai pelaku atau belum menjadi pelaku. Mereka berkumpul, kemudian membentuk :
KELOMPOK STUDI SENI BUDAYA SOSIAL SASTRA
Yang disingkat menjadi KeloS SeBSoS
KeloS SeBSoS dalam kamus bahasa Indonesia, artinya adalah:
Kelos; yaitu gulungan benang
Seb; asal kata sebu; yaitu penuh
Sos; asal kata sosi; yaitu anak kunci
Yang apabila disatukan, ma’nanya menjadi :
Sebuah gulungan benang (perjalanan kehidupan) yang penuh dengan anak kunci (sebagai pembuka) dari ilmu pengetahuan dan seni.
KeloS SeBSoS dibentuk di Taman Budaya Banjarmasin, Pada Tanggal 11 April 2010, Minggu Siang pukul 10 Wita. oleh enam orang mahasiswa/i yaitu : Muhammad Alvin Syahdana, Reza Sri Andi Apriyano, Fauzan Rahman, : Lailatussaidah, Dian Rahmawati dan Zahratun Nisa
Dengan struktur organisasi sementara :
Ketua : Muhammad Alvin Syahdana
Sekretaris : Dian Rahmawati
Bendahara : Lailatussaidah
Koordinator :
- Sastra : Zahratun Nisa
- Musik : Reza Sri Andi Apriyano
- Informasi Teknologi : Fauzan Rahman
- Fotografi :
- Budaya :
- Lukis/ gambar :
- Kriya :
- Tari :
- Teater
- Beladiri :
Aktivitas yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini :
1.Pentas seni untuk memperingati Hari Bumi
2.Pembuatan Pembuatan Film Dokumenter tentang Sastra dan Lingkungan
3.Pembuatan antologi puisi Pelajar Mahasiswa dan Guru-guru se Kalimantan Selatan, yang bertemakan Lingkungan, Pendidikan, Hukum, Sosial dan Daerah
Label:
Info Umum
Jumat, 09 April 2010
HAK INTELEKTUAL DALAM SUATU KARYA, bagian 1
Beberapa waktu yang lalu, temanku ada kontak komunikasi melalui media internet, dengan beberapa orang yang membentuk suatu kelompok yang membuat suatu program buku-buku solidaritas kemanusiaan/ sosial lintas negara, buku-buku itu dijual lalu keuntungannya digunakan untuk membantu kemanusiaan. Suatu tujuan yang mulia, tentu saja aku mendukung hal ini, dan siap bekerja sama. Tetapi, untuk kelanjutan yang lebih baik, temanku mendiskusikan dengan beberapa kawan penyair tentang hal ini, melihat dan meninjau dari beberapa pengalaman yang terjadi, ketika suatu karya dieksploitasi walau dengan tujuan kemanusiaan oleh suatu kelompok ataupun individu, apakah hak dari penulis/ penyair itu dipedulikan. Maka untuk lebih jelas tentang hak tersebut, kembali temanku menanyakan pada mereka yang membuat buku-buku kemanusiaan tersebut tentang hak intelektual dari penulis/ penyair yang karya mereka ada dalam buku tersebut, paling tidak hak mereka dihormati dengan mengirimkan buku tersebut kepada penulis/ penyair yang karya mereka ada dalam buku tersebut, sebagai arsip pribadi, dan mereka tidak menjawab, hingga sekarang.
Melihat kenyataan ini, seorang rekan penyair berkomentar; “Seniman dan karya mereka memang selalu menjadi objek eksploitasi dan diperkosa hak intelektual mereka, walau dengan alasan kemanusiaan, penyair memang berjiwa sosial, mereka rela menyumbangkan karya mereka tetapi janganlah hak mereka juga disosialkan.”
Suatu kesimpulan yang didapat; Tidak adanya aturan yang jelas terhadap hak intelektual suatu karya, bagi penulis/ penyair yang ada dalam program tersebut.
Melihat kenyataan ini, seorang rekan penyair berkomentar; “Seniman dan karya mereka memang selalu menjadi objek eksploitasi dan diperkosa hak intelektual mereka, walau dengan alasan kemanusiaan, penyair memang berjiwa sosial, mereka rela menyumbangkan karya mereka tetapi janganlah hak mereka juga disosialkan.”
Suatu kesimpulan yang didapat; Tidak adanya aturan yang jelas terhadap hak intelektual suatu karya, bagi penulis/ penyair yang ada dalam program tersebut.
Minggu, 04 April 2010
Ir. Noor Sjahdy Birokrat Yang Berjiwa Seni
BIROKRAT YANG MERAKYAT PECINTA LINGKUNGAN DAN BERJIWA SENI
Duduk bersama dengan Seniman, Berbagi keringat, dari dulu hingga kini.
Photo tersebut adalah kenang-kenangan pada saat Ir. Noor Sjahdy menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Banjarbaru, hingga kini walau beliau telah pensiun, tiada yang berubah darinya. Pintu rumah yang selalu terbuka siang dan malam, menerima kami yang datang bertamu ataupun meminta pendapat, bahkan bantuan.
Kesederhanaan sikap yang terpancar dan jujur, pemikiran yang jernih dan maju, mencintai lingkungan dan seni adalah suatu kepribadian yang saat ini sangat langka.
Untuk Pak Sjahdy “janganlah berubah”
Langganan:
Postingan (Atom)