Ratap JalananJatahku kau sunat
Takaranku kau perhemat
Aku tercabik semburat
Saat menahan beban berat
Guyuran hujan menambah sekarat
Mencipta liang-liang sesat
Penggunaku mengumpat
Sumpah serapah terucap
Tatkala ia terjengkang hebat
Tak sedikit nyawa terenggut
Saat roda masuk liang maut
Ratakan aku
Sumpal liangku dengan mulut rakusmu
Aku takkan pernah mulus
Selagi otakmu masih seperti bulus
“
Lia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar